Bike Trip ke Candi Banyunibo & Candi Barong

February 19, 2012

Tampak Depan Candi Banyunibo
Mungkin judul yang tepat untuk perjalanan kali ini adalah Tour de Watu. Kebetulan perjalanan kali ini kami menjelejah beberapa candi di Yogyakarta. Dua candi yang menjadi sasaran kami adalah Candi Banyunibo dan Candi Barong.

Perjalanan kami mulai sekitar pukul 06.00 WIB. Berbeda dari biasanya perjalanan kali ini hanya kami lakukan bertiga, jeftri, farhan, dan saya. Jalur yang kami lalui adalah Jongkang Baru – Gg. Timor – Jakal – Asrama TNI 403 – Condongcatur – Candi Gebang – Stadiun Maguwoharjo – Selokan Mataram – Bogem – Prambanan – Kawasan Candi Ratu Boko.

Jalan dari titik awal hingga prambanan cukup bersahabat, jalanan relatif landai. Selain itu sang mentari pun tidak begitu menampakan dirinya, sehingga perjalanan berangkat cukup menyejukkan dan tidak ‘panas’. Sesampainya di pertigaan prambanan kami pun belok kanan  mengambil jalan yang mengarah ke Piyungan. Sekitar dua kilo dari pertigaan tersebut kami pun masuk di desa Bokoharjo. Sebuah desa yang memiliki kekayaan candi yang luar biasa. Di desa ini setidaknya ada empat candi yaitu Candi Ratu Boko, Candi Banyunibo, Candi Barong, dan Candi Ijo. Dari sini kami pun mengarahkan sepeda kami ke Candi Ratu Boko. Perjalanan dari kampung Bokoharjo  menuju ke Ratu Boko cukup melelahkan. setidaknya ada tiga kali tanjakan yang harus kami lalui. Karna itu kami pun berkali-kali menuntun sepeda kami agar dapat sampai ke atas. Sesampainya di Candi Ratu Boko, belum sampai masuk ke kawasan Candi, kami pun cukup kaget jika ternyata kami harus membayar 25rb untuk dapat memasuki kawasan tersebut. Niat untuk melihat kawasan Candi Ratu Boko pun kami urungkan dan kami turun kembali kebawah dan mencoba mencari destinasi lain.

Candi Banyunibo pun menjadi alternatif destinasi kami. Untuk mencapai candi ini pun tidak begitu melelahkan. candi ini masih terletak di dataran rendah di kampung Bokoharjo. Untuk memasukinya kita hanya perlu membayar 2rb rupiah, tidak begitu mahal bila dibandingkan dengan Candi Ratu Boko. hanya saja memang candinya cukup kecil. Dan menurut saya candi ini kurang istimewa. Selain itu ada sebuah kejanggalan pada candi ini. Beberapa relief ternyata belum terbentuk sempurna. Mungkin saja saat rekonstruksi batu penyusunnya telah hilang. Sehingga batu tersebut diganti dengan batu biasa dan belum sempat dipahat mengikuti bentuk aslinya. Berikut beberapa foto mengenai Candi Banyunibo.

Gerbang Candi Banyunibo (Maap fotonya Narsis)
Tampak Belakang Candi Banyunibo
Relief yang Sempurna
Relief yang Janggal
Dari Candi Banyunibo, perjalanan kami beranjak ke Candi Barong. Informasi mengenai Candi Barong kami dapatkan dari seorang petani yang kami tanyai saat akan menuju Candi Banyunibo. Rute ke Candi Barong yang kami lalui bukan merupakan rute biasa. Hal ini dikarenakan kami datang dari arah yang tidak seharusnya untuk menuju Candi Barong. Oleh karena itu, untuk menuju Candi Barong kami harus melalu jalan setapak yang berbukit-bukit, sehingga kami tidak bisa mengendarai sepeda kami dan beberapa kali harus menuntun dan memanggul sepeda kami. Dan inilah perjuangan yang menjadikan perjalanan kali ini begitu mengesankan. Jalan setapak yang dilalui cukup rimbun, licin dan sempit. Beberapa kali kami harus istirahat. But It’s an adventure, we love it ! Saat jalan setapak mulai habis, secercah cahaya matahari mulai nampak, menandakan bahwa kami hampir sampai di puncak Bukit. Sebagai informasi, Candi Barong terletak di salah satu puncak bukit di daerah Bokoharjo. Sesampainya di puncak, ‘Alhamdulillah’ Candi Barong telah terlihat. Dan akhirnya lelah kita menuntun, memanggul, dan berjalan terbayarkan sudah. Candi Barong memiliki kesamaan bentuk dengan Candi Ratu Boko, dan berbeda dengan Candu Banyunibo yang kami kunjungi pertama. Nampaknya candi ini pada dahulunya memiliki kesamaan fungsi dengan Candi Ratu Boko. Selain bentuknya yang sama dengan Candi Ratu Boko, Candi Barong memiliki halaman yang luas yang membuatnya memiliki konsep tataletak yang hampir sama dengan Candi Ratu Boko. Karena tidak ada larangan membawa kendaraan masuk ke dalam kompleks candi, kami pun membawa masuk sepeda kami. dan melepas lelah sejenak di Candi ini. Berikut beberapa oleh-oleh dari perjalanan kami di Candi Barong.

Perjalanan saat di jalan setapak menuju Candi Barong (1)
Perjalanan saat di jalan setapak menuju Candi Barong (2)
Saat sampai di Puncak (1)
Saat sampai di Puncak (2)
Tampak Ortogonal Kompleks Candi Barong
Gerbang Candi Barong
Salahsatu candi di Candi Barong
Dua Candi yang terdapat di Kompleks Candi Barong (1)
Dua Candi yang terdapat di Kompleks Candi Barong (1)
Dua Candi yang terdapat di Kompleks Candi Barong (1)
Dari Candi Barong, kami berencana pulang. Hanya saja karena perut berkata lain, sesampainya di Prambanan kami pun mampir sebentar di sebuah warung soto, ‘Soto Metaram Bu Yani’. Sebenarnya saya cukup penasaran mengapa ibu ini menamai warungnya dengan nama Soto Metaram, apakah mungkin karena Candi Prambanan yang ada tidak jauh dari warungnya dibangun pada masa Kerajaan Mataram Kuno ? Ya wis nggak usah kita bahas, Ayo Makan !

‘Soto Metaram’ Bu Yani
Soto Sapi + Teh Anget


Sekian !


You Might Also Like

0 comments